Danantara Gaet 200 Investor, Proyek Energi Sampah Indonesia Jadi Sorotan Dunia
- Selasa, 28 Oktober 2025
JAKARTA - Ketertarikan investor terhadap proyek pembangkit listrik berbasis pengolahan sampah (PSEL) melonjak tajam setelah Danantara Indonesia mengumumkan rencana besarnya. Hingga kini, sekitar 200 perusahaan dalam dan luar negeri tercatat menyatakan minat untuk ikut serta dalam proyek ambisius tersebut.
Proyek PSEL bukan sekadar investasi energi, melainkan bagian dari strategi nasional memanfaatkan limbah perkotaan menjadi sumber energi bersih yang berkelanjutan. Inisiatif ini juga sejalan dengan agenda transisi energi sekaligus upaya pengurangan sampah di kota-kota besar Indonesia.
Menurut Danantara, proyek ini akan mencakup pembangunan 33 titik fasilitas PSEL di berbagai wilayah strategis. Sejumlah kota besar seperti Tangerang, Bekasi, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Bali, dan Makassar menjadi lokasi prioritas tahap awal.
Baca JugaTransformasi Hijau MIND ID: Rehabilitasi Sungai Laa Waa Jadi Sumber Ekonomi Baru
Setiap titik proyek dirancang sebagai model sinergi antara pemerintah dan sektor swasta, dengan nilai investasi yang terbilang besar. Proyek ini diharapkan menjadi simbol transformasi energi bersih sekaligus solusi konkret terhadap permasalahan sampah nasional.
Seleksi Mitra Terbuka dan Komitmen Negara Jalankan Proyek
CEO Danantara, Rosan Roeslani, menegaskan bahwa minat investor yang besar tidak berarti semua perusahaan akan lolos seleksi. Menurutnya, proses pemilihan mitra akan dilakukan secara terbuka dan transparan agar hanya investor terbaik yang dapat bergabung.
“Meski sudah banyak perusahaan mendaftar, kami akan tetap melakukan seleksi terbuka untuk mendapatkan mitra terbaik,” ujar Rosan. Ia juga memastikan bahwa jika pun tidak ditemukan investor yang ideal, proyek tetap akan dijalankan karena komitmen negara sudah ada.
Pernyataan ini menegaskan keseriusan pemerintah dan Danantara untuk tidak bergantung sepenuhnya pada investor swasta. Keberlanjutan proyek telah dijamin melalui dukungan regulasi dan kebijakan nasional di bidang energi dan lingkungan hidup.
Dari sisi ekonomi, proyek PSEL membuka peluang bisnis bernilai tinggi di sektor energi terbarukan. Namun lebih dari itu, proyek ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam membangun sistem pengelolaan sampah modern yang efisien dan berkelanjutan.
Nilai investasi per proyek diperkirakan mencapai US$150–200 juta atau sekitar Rp2,5–3,3 triliun per lokasi. Anggaran tersebut mencakup pengadaan teknologi, konstruksi fasilitas, operasi, serta integrasi ke jaringan listrik nasional.
Dua Masalah Terselesaikan Sekaligus: Sampah dan Energi
Indonesia menghadapi tantangan ganda antara kebutuhan tambahan pembangkit listrik dan tingginya volume sampah perkotaan. Melalui PSEL, dua persoalan besar ini dapat diatasi secara bersamaan.
Dengan mengolah sampah menjadi energi, limbah yang semula mencemari lingkungan kini menjadi sumber daya bernilai ekonomi. Selain mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, proyek ini juga membantu pemerintah mengurangi beban tempat pembuangan akhir (TPA).
Keuntungan lain dari proyek PSEL adalah penyerapan tenaga kerja baru di sektor teknologi hijau dan pengolahan limbah. Ribuan posisi akan terbuka mulai dari tahap konstruksi, pengoperasian fasilitas, hingga pengelolaan teknis di lapangan.
Proyek ini juga memperkuat posisi Indonesia dalam transisi menuju net-zero emissions. Dengan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan, kontribusinya terhadap target pengurangan emisi karbon menjadi signifikan.
Selain manfaat ekonomi dan lingkungan, proyek PSEL berpotensi meningkatkan kualitas hidup masyarakat perkotaan. Lingkungan yang lebih bersih dan suplai listrik yang stabil akan menjadi hasil nyata dari implementasi proyek ini.
Regulasi, Tantangan Teknis, dan Persaingan Investor
Keseriusan pemerintah dalam proyek PSEL turut ditunjang oleh reformasi kebijakan dan dukungan regulasi baru. Salah satu langkah penting adalah penghapusan tarif tipping fee atau biaya pembuangan sampah di beberapa lokasi, agar proyek lebih menarik secara bisnis.
Dengan kebijakan tersebut, potensi keuntungan investor meningkat, sekaligus mempercepat percepatan proyek di berbagai daerah. Pemerintah juga memberikan kepastian hukum melalui peraturan turunan yang memudahkan proses perizinan dan kerja sama lintas sektor.
Namun, di balik peluang besar, tantangan teknis dan manajerial tidak bisa diabaikan. Salah satunya adalah ketersediaan pasokan limbah dalam jumlah besar dan berkelanjutan agar fasilitas PSEL dapat beroperasi secara optimal.
Tantangan lain adalah pemilihan teknologi yang sesuai dengan kondisi lokal di Indonesia. Perbedaan karakteristik limbah antar kota menuntut adaptasi teknologi, baik dalam skala, metode pembakaran, maupun sistem pemrosesan gas buang.
Regulasi daerah yang tidak seragam juga berpotensi memperlambat proses pembangunan. Koordinasi antara pemerintah pusat, daerah, dan perusahaan menjadi kunci utama agar proyek berjalan sesuai rencana.
Selain itu, model bisnis dan kontrak jual-beli listrik dengan PLN masih menjadi isu penting yang harus dirampungkan. Tanpa skema komersial yang jelas, investasi besar akan sulit terealisasi secara berkelanjutan.
Persaingan Ketat dan Harapan bagi Perekonomian Hijau
Dengan sekitar 200 perusahaan yang sudah menyatakan minat, kompetisi dalam tender proyek PSEL dipastikan akan sangat ketat. Setiap calon investor dituntut memiliki kapasitas teknis, finansial, dan manajemen risiko yang matang agar dapat bersaing.
Pelaku industri energi hijau kini berlomba menyiapkan proposal terbaik dengan menonjolkan efisiensi teknologi serta dampak sosial ekonomi yang berkelanjutan. Rosan menyebut, kompetisi sehat ini diharapkan melahirkan mitra strategis yang kuat dan berpengalaman.
Keberhasilan proyek PSEL akan menjadi tolak ukur penting bagi Indonesia dalam membangun infrastruktur hijau melalui kemitraan publik-swasta. Skema ini bisa menjadi contoh bagi proyek energi bersih lain di masa depan, termasuk di sektor air dan transportasi berkelanjutan.
Bagi pemerintah, keberhasilan PSEL akan menjadi bukti bahwa pembangunan berkelanjutan dapat berjalan tanpa harus bergantung sepenuhnya pada anggaran negara. Kolaborasi dengan sektor swasta menjadi langkah realistis dalam menjawab kebutuhan energi masa depan.
Dari perspektif masyarakat, proyek ini diharapkan menghadirkan manfaat langsung berupa kota yang lebih bersih dan sumber listrik baru yang ramah lingkungan. Jika terlaksana sesuai rencana, proyek ini akan membawa perubahan nyata dalam kehidupan perkotaan.
Namun, transparansi pelaksanaan, kejelasan jadwal pembangunan, serta keterlibatan masyarakat lokal tetap menjadi aspek penting yang tidak boleh diabaikan. Dukungan publik akan menentukan keberhasilan implementasi proyek di lapangan.
Menuju Era Baru Energi Terbarukan di Indonesia
Pernyataan Danantara mengenai minat 200 perusahaan terhadap proyek PSEL menunjukkan bahwa sektor energi bersih kini semakin menarik bagi pelaku bisnis. Namun, dari minat menuju realisasi tetap menjadi perjalanan panjang yang penuh tantangan.
Kunci sukses proyek ini akan ditentukan oleh kemampuan pemerintah dan mitra swasta dalam menyelesaikan detail teknis dan administratif secara efektif. Proses tender, kontrak, operasional, hingga mekanisme pengawasan harus berjalan transparan dan profesional.
Jika seluruh tahapan ini berhasil dilewati dengan baik, proyek pembangkit listrik dari pengolahan sampah akan membuka era baru bagi energi terbarukan di Indonesia. Bukan hanya sebagai solusi atas krisis sampah, tapi juga sebagai simbol kemajuan industri hijau nasional.
Melalui kolaborasi antara negara dan dunia usaha, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat pengembangan teknologi energi bersih di Asia Tenggara. Dengan langkah yang konsisten, cita-cita menuju masa depan bebas emisi bukan lagi sekadar wacana.
Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Perpanjangan PPN DTP hingga 2027 Diprediksi Dongkrak Pasokan Rumah dan Investasi Properti
- Selasa, 28 Oktober 2025
IEU-CEPA Diharapkan Dorong Ekspor Indonesia ke Uni Eropa Mulai Semester II/2026
- Selasa, 28 Oktober 2025
Harga Minyak Dunia Melemah Oktober 2025, OPEC dan Geopolitik Jadi Faktor Utama
- Selasa, 28 Oktober 2025
Berita Lainnya
Jadwal Kapal Pelni Jakarta-Makassar 29 Oktober–19 November 2025, Cek Tanggal dan Kapalnya!
- Selasa, 28 Oktober 2025
Progres Tol Lingkar Pekanbaru Capai 62 Persen, Hutama Karya Pacu Penyelesaian 2026
- Selasa, 28 Oktober 2025
PT PP Mantapkan Langkah Hijau Menuju Konstruksi Berkelanjutan dan Efisiensi Energi Nasional
- Selasa, 28 Oktober 2025
Jasa Marga Pastikan Perbaikan Tol JORR Demi Keamanan dan Kenyamanan Pengguna
- Selasa, 28 Oktober 2025












