JAKARTA - PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), emiten BUMN di sektor konstruksi, mencatat penurunan laba bersih yang signifikan hingga 97,92 persen sepanjang Januari-September 2025. Laba bersih perseroan hanya sebesar Rp5,55 miliar, turun drastis dibandingkan Rp267,28 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan ini sejalan dengan menurunnya pendapatan PTPP sebesar 23,33 persen year on year (YoY), dari Rp14 triliun menjadi Rp10,73 triliun. Penurunan pendapatan terutama berasal dari segmen konstruksi senilai Rp8,99 triliun, EPC Rp781,80 miliar, properti dan realti Rp544,46 miliar, serta pertambangan Rp190,21 miliar.
Beban dan Efisiensi yang Mempengaruhi Laba
Baca JugaBSU Rp600.000 Oktober 2025 Cair, Pemerintah Perkuat Daya Beli Pekerja Aktif
Meski PTPP berhasil menurunkan beban pokok penjualan sebesar 26,14 persen YoY menjadi Rp9,12 triliun, laba kotor perseroan tetap turun tipis 2,36 persen menjadi Rp1,61 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi belum mampu menahan tekanan dari menurunnya pendapatan utama perusahaan.
Perseroan juga mencatat sejumlah beban lain, termasuk beban usaha Rp595,31 miliar, beban keuangan Rp1,5 triliun, dan beban lainnya Rp590,24 miliar. Akibatnya, laba tahun berjalan tersisa Rp15,24 miliar, dan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk hanya Rp5,55 miliar.
Dampak pada Laba Per Saham dan Posisi Neraca
Penurunan laba bersih membuat laba per saham PTPP merosot tajam menjadi Rp1 per saham, dibandingkan Rp43 per saham pada kuartal III/2024. Penurunan ini mencerminkan tekanan yang signifikan terhadap profitabilitas perusahaan konstruksi pelat merah.
Dari sisi neraca, kas dan setara kas tercatat Rp2,69 triliun hingga kuartal III/2025, turun 12,13 persen dari Rp3,07 triliun setahun sebelumnya. Total aset perseroan juga turun tipis 1,88 persen menjadi Rp55,53 triliun, sedangkan liabilitas berkurang 2,67 persen menjadi Rp40,23 triliun.
Ekuitas dan Tantangan Ke Depan
Meski menghadapi tekanan laba, ekuitas PTPP justru meningkat tipis 0,27 persen menjadi Rp15,29 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa meski laba menurun drastis, struktur modal perseroan relatif stabil untuk menghadapi tantangan selanjutnya.
Penurunan laba tajam ini menjadi tantangan bagi PTPP untuk menjaga kinerja keuangan tetap sehat. Perseroan dihadapkan pada kebutuhan strategi baru untuk mendorong pendapatan dari proyek konstruksi, EPC, dan lini bisnis lainnya.
Prospek dan Langkah Strategis PTPP
PTPP harus mengoptimalkan efisiensi operasional dan pengelolaan proyek agar bisa memulihkan laba di sisa tahun 2025. Diversifikasi pendapatan, percepatan proyek strategis, dan pengelolaan biaya menjadi kunci untuk mengembalikan kinerja ke jalur positif.
Selain itu, tekanan pada laba juga mendorong manajemen untuk meninjau proyek yang memberikan margin rendah. Fokus pada proyek dengan profitabilitas lebih tinggi dan efisiensi biaya akan menjadi strategi utama dalam beberapa kuartal mendatang.
Nathasya Zallianty
wartaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Cara Membuat Lasagna Gluten Free Lezat dan Creamy Tanpa Rasa Bersalah
- Senin, 27 Oktober 2025
Resep Garlic Butter Chicken Bites Juicy dan Gurih Cocok Untuk Segala Kesempatan
- Senin, 27 Oktober 2025
Kesalahan Umum Membuat Jajangmyeon yang Bikin Rasanya Pahit dan Hambar
- Senin, 27 Oktober 2025
Berita Lainnya
PIPA Siap Jadi Pemain Utama Energi Nasional Usai Suntikan Rp3 Triliun
- Senin, 27 Oktober 2025
Buyback Saham BFIN Terus Berlanjut, Strategi Dongkrak Nilai Investor
- Senin, 27 Oktober 2025
BP dan Pertamina Siapkan Proyek Amonia Biru di Papua Barat untuk Energi Bersih
- Senin, 27 Oktober 2025
PJHB Siap IPO dan Tebar Waran Seri I, Dana Segar untuk Armada Kapal Baru
- Senin, 27 Oktober 2025
INET Akuisisi Mayoritas Saham PADA, Siap Perkuat Lini Bisnis Outsourcing Nasional
- Senin, 27 Oktober 2025












